Klinik Ekspor, Inovasi untuk Pacu Ekspor Produk Banten
Tren kebutuhan dunia akan ekspor produk pangan Indonesia terus meningkat. Sesuai data yang dirilis BPS tercatat peningkatan ekspor komoditas pertanian sejak 2013 hingga 2019 sebesar 28,6%.Peningkatan ekspor komoditas pertanian juga terlihat dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon.
Untuk itu, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyiapkan inovasi berorientasi ekspor berupa Klinik Ekspor. Klinik berupa aplikasi ini tersedia dalam dua format yaitu konsultasi langsung dan melalui website Karantina Pertanian Cilegon.
"Ini kerja berdampak, yang harus kita dorong. Dengan aplikasi ini akan berdampak bagi kemudahan dan percepatan layanan," kata Ali Jamil, Kepala Barantan saat meluncurkan aplikasi sekaligus melepas ekspor empat komoditas pertanian asal Provinsi Banten di Tegalratu, Cilegon, Rabu (14/8). Empat komoditas masing-masing dedak gandum, rumput laut, tepung pati jagung dan maltodextrine yang mencapai nilai Rp 4,56 miliar.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menginstruksikan seluruh jajaran untuk terus memperkuat kesisteman perkarantinaan sekaligus mendorong ekspor komoditas pertanian. "Kawal terus akselerasi ekspor komoditas pertanian, permudah dan layani eksportir, agar makin laris produk kita”
Video
Info Terpopuler
- Berikut Daftar 17 Jabatan Fungsional ASN Bidang Pertanian
- Sinergitas Kesekretariatan Kementerian Pertanian
- Pelamar CPNS Kementerian Pertanian tembus 35 Ribu Orang
- SISTER, Aplikasi Sertifikasi Memudahkan Dalam Peningkatan Kompetensi SDM Pertanian
- Pembinaan dan Penguatan Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian Pertanian