Mengenali dan Mengatasi Stress Akibat Kecemasan Pada Masa Pandemik Wabah Virus Corona
Di masa pandemik dalam dua bulan terakhir ini, ketika kita membaca atau membahas tentang gejala virus corona/covid19, bisa terjadi tiba-tiba kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri, dan merasa agak sedikit meriang (walaupun suhu tubuh normal). Itu adalah hal yang wajar. Reaksi psikosomatis tubuh saat kondisi ini memang bisa dirasakan oleh siapa saja. Apa itu psikosomatis? Psikosomatis terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Gangguan psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit bisa muncul atau menjadi bertambah parah.
Salah satu yang membuat reaksi ini bisa timbul adalah KECEMASAN kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait Covid19 ini. Bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi, salah satunya perasaan cemas (Amigdala) menjadi terlalu aktif bekerja sehingga kadang tidak sanggup mengatasinya. Amigdala bertanggung jawab untuk mempersiapkan tubuh dalam situasi darurat, seperti sedang terkejut, dan untuk menyimpan kenangan/peristiwa yang melibatkan emosi/perasaan. Amigdala yang bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan sehingga kita akan selalu berada pada kondisi “siaga” untuk melawan atau justru menghindari situasi tidak nyaman tersebut. Ketidakseimbangan ini yang membuat gejala psikosomatis muncul sebagai suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi “ancaman”.
Salah satu cara kita untuk mengurangi gejala psikosomatis akibat Amigdala kita yang terlalu aktif ini adalah mengurangi dan membatasi informasi terkait dengan Covid19 ini.
Stres (secara tidak langsung) dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga perlu kita kelola dengan baik. Bagaimana cara mengelola stres agar tetap bahagia dalam menjalani masa pandemik Covid19 ini?
Pertama, kenali masalah yang menjadi sumber stres, lalu fokus pada alternatif solusi yang bisa dilakukan. Kenali gejala stress yang muncul dan terima sebagai reaksi “wajar” dalam situasi yang di luar kewajaran ini. Gejala stress dapat muncul dalam: (1) Perasaan: rasa takut, cemas, sedih, dll di antaranya karena khawatir tentang kesehatan diri sendiri dan orang terdekat; (2) Pikiran: sulit berkonsentrasi, mudah lupa, terus terpikirkan berbagai hal negatif/buruk yang akan terjadi; (3) Perilaku: perubahan pola tidur atau makan (menjadi kurang ataupun menjadi berlebih), dan lainnya; (4) gemetar, jantung berdebar, mual, sakit perut, dan lainnya. Dengan mengenali dan menerima gejala stress yang muncul, akan lebih mudah untuk mengelolanya dan tidak larut di dalamnya.
Setelah mengenali masalah, mari fokus pada alternatif solusi yang bisa dilakukan. (1) Buat prioritas dari banyaknya tugas (WFH/PJJ) yang harus diselesaikan. Kerjakan satu persatu sesuai urutan prioritas. (2) Buat target dan jadwal harian agar aktivitas tetap terarah dan tidak membosankan. Sisihkan waktu yang cukup untuk beristirahat, melakukan hal menyenangkan seperti hobi atau berolahraga. (3) Beri jeda untuk mengakses berita, informasi seputar pandemi yang diakses terus menerus dapat memicu rasa cemas. Bila sumber masalah tidak bisa langsung diselesaikan, terima dan lihat masalah dari perspektif yang lebih positif dan optimis terhadap diri sendiri agar tetap merasa bahwa diri kita bisa tetap berdaya dan produktif di situasi ini.
Kedua, stabilkan emosi negatif yang muncul, antara lain dengan: (1) Melakukan relaksasi, di antaranya dengan cara bernafas lebih lambat dan nyaman. Bisa diiringi musik yang menyenangkan atau sambil membayangkan tempat yang nyaman atau mengingat pengalaman yang positif/membahagiakan. (2) Mindfulness: lakukan kegiatan dengan lebih lambat (tidak terburu-buru), sadari dan rasakan sensasi yang muncul di tubuh, fokuskan pikiran hanya pada aktivitas yang dilakukan saat ini dan abaikan pikiran lain yang muncul. (3) Lakukan hal menyenangkan secara bervariasi, serta mau mencoba hal baru untuk menyenangkan diri secara positif. (4) Tingkatkan sisi spiritual agar mendapat ketenangan dengan bergantung kepada Tuhan YME. (5) Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya. (Puri-Biro OK)
Video
Info Terpopuler
- Berikut Daftar 17 Jabatan Fungsional ASN Bidang Pertanian
- Sinergitas Kesekretariatan Kementerian Pertanian
- Pelamar CPNS Kementerian Pertanian tembus 35 Ribu Orang
- SISTER, Aplikasi Sertifikasi Memudahkan Dalam Peningkatan Kompetensi SDM Pertanian
- Pembinaan dan Penguatan Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian Pertanian