Loading...

Reformasi Birokrasi

Kementerian Pertanian, RI

img

Mendukung Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat, Ditjen Perkebunan Adakan Workshop Statistik Komoditas Kakao

 

Dalam rangka penyampaian informasi dan teknik pengumpulan data statistik untuk komoditas kakao. Ditjen Perkebunan menyelenggarakan Workshop Statistik Kakao pada hari Selasa, 14 Januari 2020 di Hotel Grand Savero Bogor.

Wokshop dibuka oleh Sekretaris Ditjen Perkebunan dihadiri oleh sejumlah narasumber yaitu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Kepala Pusdatin Setjen Kementan, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Deputi Bidang Statistik Produksi – Badan Pusat Statistik, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Ditjen Industri Agro – Kementerian Perindustrian serta Director of the Economics and Statistics Division – ICCO.

Peserta workshop meliputi Perwakilan dari Biro Kerjasama Luar Negeri Setjen Kementan, Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan Ditjen Perkebunan, Kepala Bagian Lingkup Sekretariat Ditjen Perkebunan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Puslit Koka, Dewan Kakao Indonesia, Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO), Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), dan Asosiasi Pengusaha Industri Kakao dan Coklat Indonesia (APIKCI).

Antarjo Dikin – Sekretaris Ditjen Perkebunan, dalam sambutannya sekaligus membuka workshop tersebut, menjelaskan bahwa statisitik data perkebunan bukanlah hal yang mudah, karena luas wilayah Indonesia dari Sabang – Merauke serta keanekaragaman komoditi. Oleh karena itu melalui workshop ini diharapkan kita akan memperoleh pengetahuan, bagaimana kita menyusun data statistik perkebunan. Berapa luasan, produktivitas dan lain-lain.”Banyak keuntungan yang akan kita peroleh dengan pengumpulan data yang valid karena saat ini kebutuhan akan data statistik sangatlah tinggi dan penting”, kata Antarjo.

 

Dalam 5 tahun kedepan Kementerian Pertanian telah menetapkan target utama untuk meningkatkan ekspor 3 kali lipat salah satunya komoditas kakao yaitu peningkatan produksi sebesar 7% sampai tahun 2024. Hal tersebut tidaklah mudah, dikarenakan banyak tanaman kakao yang tua. Oleh karenanya, terkait dengan data statistik kakao, Indonesia perlu memiliki metode tersendiri yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Indonesia. Selain itu, kita harus memikirkan bagaimana cara kita untuk meningkatkan produksi tersebut. “Dengan adanya organisasi kakao pada saat ini, diharapkan dapat membantu memberikan informasi terkait permasalahan dan kendala yang menghambat ekspor kakao Indonesia”, kata Antarjo. (YAW-DITJENBUN)