Loading...

Reformasi Birokrasi

Kementerian Pertanian, RI

img

KEMENTERIAN PERTANIAN MENGGELAR “SOFT LAUNCHING AGRICULTURE WAR ROOM (AWR)”

Kementerian Pertanian menggelar perhelatan bertajuk “Soft Launching Agriculture War Room (AWR)”. Acara ini digarap dengan sangat sungguh-sungguh, tidak kurang 3 orang Menteri hadir pada acara tersebut yakni Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo), Menteri ATR/BPN (Sofyan Abdul Jalil), dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Luhut Binsar Panjaitan) serta Kepala Badan Pusat Statistik (Haryanto). Para petinggi lingkup Kementan serta berbagai Dekan Fakultas Pertanian dari seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia hadir pada acara tersebut. Acara diselenggarakan pada 4 Februari 2020.

Acara soft launching tersebut sekaligus merilis data Luas Baku Sawah (LBS) 2019 dan Data Produksi Padi Nasional 2019. Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil menyampaikan, luas bahan baku sawah pada 2019 sebesar 7,46 juta hektare atau naik 300 ribu hektare dibandingkan 2018 seluas 7,1 juta hektare. BPS dalam kesempatan ini pula merilis data produksi padi nasional 2019 sebesar 5,4 juta ton.

Upaya menuju satu data pertanian mendapat perhatian yang sangat serius dari Menteri Pertanian, bahkan ini menjadi agenda prioritas beliau dalam 100 hari kerja pertama. Maksud dari pembangunan Agriculture War Room (AWR) agar semua kegiatan dan program-program strategis pembangunan pertanian sampai pada tingkat kecamatan bahkan desa bisa dipantau, dimonitor, dan dikendalikan setiap hari dari AWR, serta merevitalisasi fungsi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan menjadi Komando Strategis  Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) sebagai penggerak pembangunan pertanian di daerah yang dicirikan dengan penggunaan IT dan alsintan secara masif serta KUR sebagai tulang punggung dalam pembagunan pertanian ke depan. Kehadiran AWR diharapan mampu menjadi wahana untuk menuju satu data pertanian dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.

Dari AWR ini, bisa dipantau, dimonitor dan dikendalikan semua kegiatan pembangunan pertanian di seluruh daerah.  Dengan AWR bisa berdiskusi langsung dengan petani, dan tahu permasalahan yang dihadapi di lapangan. Untuk menjamin sinergi dan kesatuan gerak pembangunan pertanian di setiap lini agar fokus dalam mencapai sasaran, maka dibentuk Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang menjadi simpul koordinasi di tingkat Kecamatan, yang bergerak dalam satu sistem yang terintegrasi berbasis digital, sehingga akan terjadi sinergi yang harmonis di lapangan dan dapat dimonitor dan dikendalikan dari Pusat melalui Agriculture War Room (AWR).

Maju, dicirikan oleh adanya lompatan dalam peningkatan produktivitas dan produksi sehingga mampu mencapai target-target yang telah ditetapkan.  Mandiri, dicirikan oleh tidak lagi tergantung pada bantuan dan subsidi dari pemerintah, tapi secara mandiri mampu memanfaatkan KUR sebagai tulang punggung dalam menggerakan pembangunan pertanian.  Sementara modern, dicirikan oleh penggunaan IT, Artificial intellegence, IoT serta digitalisasi secara masive  untuk menuju pertanian biaya rendah dan berdaya saing tinggi secara berkelanjutan.

KostraTani diharapkan mampu menjadi center of excellent pembangunan pertanian  nasional, sekaligus menjadi pusat pemantauan data pertanian menuju  single data; peningkatan produktivitas; menopang peningkatan ekspor  komoditas pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GratiEks);  Gerakan Tani Masuk Sekolah (TaniMas); Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani), Sapi Kerbau  Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) dan Gerakan Peningkatan  Produksi Nilai Tambah dan Saya Saing (Grasida).

Melalui AWR untuk menuju single data dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern diharapkan ke depan peran sektor pertanian semakin besar dan penting dalam pengentasan masyarakat dari kemiskinan, penurunan ketimpangan pendapatan masyarakat di perdesaan, peningkatkan kesejahteraan petani, serta pertumbuhan ekonomi nasional. (DS-Pusdatin)