Kekuatan suatu instansi berasal dari kerja sama tim. Menyadari hal tersebut, Ditjen Hortikultura melaksanakan Konsolidasi Internal Pelaksanaan Tugas dan fungsi (tusi) dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Ditjen Hortikultura selama tiga hari.

Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, khususnya terkait aspek kelembagaan/organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur.

Guna meningkatkan motivasi menyambut tahun 2020, acara diisi dengan diskusi reformasi birokrasi, motivasi kinerja dari ESQ Leadership Center, dan berbagai perlombaan. 

“Saya menyambut baik acara ini. Konsolidasi ini diperlukan guna meningkatkan produksi hortikultura. Saya harapkan tiap komponen dapat saling menguatkan untuk menghadapi tahun 2020. Saya butuh dukungan semua pihak,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangan resminya, Sabtu (14/12/2019).

Beliau menyampaikan bahwa dalam target lima tahun ke depan, jajarannya akan mengupayakan peningkatan ekspor hingga tiga kali lipat. “Tahun depan pemerintah akan memudahkan prosedur pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khususnya petani hortikultura. Dengan adanya bantuan dari KUR ini, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas berdaya saing dengan target ekspor. Bahkan Menteri Pertanian meminta suku bunga serendah mungkin,” jelas dirjen yang biasanya disapa Anton ini.

Anton menyadari, besarnya tuntunan kinerja tahun depan membutuhkan kerja sama semua elemen lingkup Ditjen Hortikultura, mulai dari para pejabat, staf, cleaning service dan satuan pengamanan. Dirinya mengharapkan seluruh jajaran bersatu padu menuju satu tujuan bersama.

“Dengan persatuan layaknya sapu lidi, akan membentuk kekuatan bersama. Konsep ini menjadi kekuatan kita bersama. Kita ini satu kesatuan layaknya komponen mobil. Dia akan berjalan sempurna apabila semua berfungsi dengan baik,” imbuhnya.

Disamping itu Kepala Bagian Umum, Sri Haryati menjelaskan bahwa dengan adanya Reformasi Birokrasi, wajah Ditjen Hortikultura makin membaik. Terlihat dari tingkat disiplin pegawai dan kinerja Ditjen Hortikultura. Hasilnya bisa dibuktikan, mulai dari peningkatan produktivitas hingga ekspor produk hortikultura ke berbagai negara.

“Terdapat delapan area perubahan yang mendasari, yaitu penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan, peningkatan kualitas pelayanan publik, manajemen perubahan, penataan perundang-undangan, itu semua kami jalankan,” ujar Sri.