Loading...

Reformasi Birokrasi

Kementerian Pertanian, RI

img

Upaya Biro KLN dalam Mendukung GRATIEKS 2020-2024 di Tengah Merebaknya Coronavirus

Sejalan dengan program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor), Biro Kerja Sama Luar Negeri bekerjasama dengan ditjen teknis Kementerian Pertanian menyelenggarakan pertemuan FGD dan Workshop dalam rangka mensinergikan upaya percepatan realisasi target peningkatan ekspor komoditas pertanian dengan para stakeholder. Pelaksanaan pertemuan dinilai sangat penting untuk memberikan pemahaman mengenai strategi Kementerian Pertanian dalam upaya pengembangan dan peningkatan ekspor komoditas pertanian di pasar global. Di samping itu, berbagai pertemuan ini juga dilaksanakan sebagai upaya identifikasi permasalahan yang dihadapi para stakeholder terkait peluang kerja sama dan potensi ekspor komoditas pertanian ke mancanegara dalam upaya peningkatan daya saing dan akses pasar bagi komoditas pertanian unggulan Indonesia.

Menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian RI terkait Gratieks di tengah merebaknya COVID-19 yang berdampak pada ekspor komoditas produk unggulan pertanian Indonesia, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada tanggal 29 Februari 2020 di Bogor, Jawa Barat.  menyelenggarakan Pertemuan Akselerasi Ekspor Produk Pertanian Unggulan Indonesia Pertemuan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, dihadiri oleh seluruh pimpinan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Tenaga Ahli Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon II lingkup Sekretariat Jenderal dan ditjen teknis. Pertemuan membahas: (1) Finalisasi Roadmap Gratieks Komoditas Pertanian; (2) Finalisasi Keputusan Menteri Pertanian sebagai turunan Permentan No. 104/2020 tentang Komoditas Binaan dan Produk Turunannya; dan (3) Finalisasi Alih Negara Tujuan Ekspor Komoditas Pertanian. Sekretaris Jenderal menekankan agar Kementan segera mencari pasar ekspor alternatif selain China, sebagai dampak merebaknya COVID-19. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengantisipasi penurunan ekspor komoditas pertanian Indonesia. Di samping itu, diperlukan alternatif sumber bahan baku selain China bagi industri olahan pertanian dalam negeri untuk tujuan ekspor agar tetap berproduksi.