Loading...

Reformasi Birokrasi

Kementerian Pertanian, RI

img

Auditor Itjentan, Tajam Mereviu RKAKL

Ciawi (16/9) Bertempat di Komplek Bumi, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan BPKP dan  PPMKP menyelenggarakan Diklat  Reviu RKAKL yang dimulai tanggal 16 sampai dengan 20 September 2019.

Diklat bertujuan meningkatkan kompetensi auditor dalam mereviu RKA-K/L, sekaligus sebagai tindak lanjut atas rekomendasi BPK.

Diklat yang dibuka secara resmi oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Siahaan, dihadiri Sekretaris Itjen Suprodjo Wibowo, Inspektur II Tin Latifah, Inspektur III Fuadi, Kepala Sub Bidang Diklat Teknis SPIP BPKP Dindin Safrudin.

Dalam sambutannya Justan mengatakan bahwa reviu RKAKL merupakan “tool assurance” untuk memastikan penganggaran kinerja telah sesuai standar masukan atau standar keluaran, dan sesuai kondisi lapangan Satker. Selanjutnya Justan menyampaikan terdapat dua sumber yang dapat dijadikan sebagai awal dalam proses belajar, yaitu masa lalu dan cita-cita di masa depan.

Justan menjelaskan, terdapat risiko yang harus diantisipasi dalam reviu RKAKL yaitu gagal memfungsikan Assurances, gagal memastikan kesesuaian standar  (SBM & SBK), gagal memastikan konsistensi MAK, dan gagal memastikan kesesuaian dengan kondisi lapangan.

Disisi lain, ada problematika yang dihadapi dalam reviu RKAKL, yaitu jumlah Satker yang besar dan harus (635), direviu dengan waktu singkat (3 hari), TOR yang belum lengkap, perhitungan biaya, serta bias antara RKAKL awal dan RKAKL lahir.

Untuk mengatasi hal tersebut, tiga hal yang harus dimiliki pereviu adalah sikap selalu mencari kebenaran, kebaikan, dan menggunakan seni untuk mengelola pekerjaan.

Pada bagian akhir Justan mengingatkan, mengikuti Diklat jangan sekedar menggugurkan kewajiban, namun harus dibarengi tekad menjadi SDM yang unggul. Sukses Inspektorat Jenderal dalam mencetak SDM unggul akan menjadi salah satu kunci sukses mewujudkan Indonesia yang maju. (Indrastari-Humas Itjentan)