Loading...

Reformasi Birokrasi

Kementerian Pertanian, RI

img

Tips Agar ASN Tetap Sehat Dan Produktif Selama Wabah Virus Covid-19

 Saat ini, pemerintah harus membuat sejumlah keputusan sulit, seperti menutup sekolah, menutup kantor, atau menetapkan kebijakan work from home, dan kita diminta untuk berjarak dengan kehidupan social (social distance), atau mengisolasi diri (self-isolate) untuk kebaikan diri kita sendiri ataupun orang di sekitar kita. Bagaimanakah kita bisa menjalani kondisi ini selama berminggu-minggu, atau bahkan mungkin berbulan-bulan?

Berikut ini adalah tips sederhana untuk tetap sehat mental & fisik selama wabah virus COVID-19 oleh Rosemary Sword and Philip Zimbardo (Materi Edukasi Covid-19 HIMPSI). Dari puluhan strategi coping (pengelolaan stres) yang sudah dipelajari, rasanya 4 strategi ini adalah yang paling sederhana dan paling penting untuk kita lakukan supaya bisa tetap sehat selama periode social-distancing:

1.    Tidur - Bagi orang dewasa, tidur selama 7-8 jam per hari sangat penting untuk kesehatan dan kesegaran. Tidur yang cukup bisa membantu menjaga kesehatan mental dan fisik, sekaligus meningkatkan kualitas hidup kita. Ketika kita tidur, tubuh bekerja untuk memperkuat kesehatan fungsi otak dan memelihara kondisi fisik kita. Bagi anak-anak dan remaja, tidur juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sistem kekebalan tubuh kita juga bergantung pada kualitas tidur untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik sehingga kita tetap sehat. Tidur yang cukup akan melindungi tubuh kita dari partikel asing atau partikel berbahaya dan dapat membantu kita melawan infeksi. Ketika kita tidak cukup tidur, kita bisa mengalami beberapa kesulitan dalammengambil keputusan, menyelesaikan masalah, mengendalikan emosi dan perilaku, dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

2.    Rileks - Ketika tingkat stres kita meningkat dan kelihatannya hal itu akan terjadi, maka luangkanlah waktu untuk beristirahat, bersantai dan menenangkan diri. Ketika kita cemas, lakukan teknik pernapasan sederhana untuk mengatur napas kita. Cara lain untuk rileks adalah menonton video pendek, video yang bisa memperbaiki suasana hati (misalnya video tentang keindahan alam atau sesuatu yang lucu), mendengarkan suara musik atau suara yang menenangkan (misalnya deru ombak, hujan, kicauan burung). Ingat, musuh kedua yang harus diatasi selain Virus COVID-19 adalah kecemasan dan ketakutan kita tentang pandemi baru.

3.    Bergerak - Selama dalam isolasi, kita sering tak sadar bahwa aktivitas kita berkurang. Dalam kondisi isolasi kegiatan-kegiatan seperti bangun dan berjalan-jalan, meregangkan tubuh, dan berolahraga secara rutin akan memberikan manfaat positif yang sangat tinggi. Sebaiknya, tetapkanlah jadwal berolahraga untuk seluruh anggota keluarga, dan pastikan semuanya memiliki komitmen dan kedisiplinan dalam menjalankannya.

4.    Terhubung Secara Sosial - Dalam kondisi penerapan social distancing yang mengharuskan kita mengambil jarak secara fisik dengan orang lain, kita justru memiliki kesempatan bagi kita untuk melakukan sesuatu yang selama ini kita abaikan yaitu tetap terhubung satu sama lain. Sangat penting bagi kita untuk tetap berkomunikasi dengan anggota keluarga, teman, rekan kerja dan terutama kenalan kita memiliki resiko lebih tinggi untuk tertular virus COVID-19. Isolasi dapat menyebabkan kegelisahan, stress, bahkan dan depresi. Oleh karena itu, menceritakan hal-hal positif yang kita rasakan tentang seseorang akan sangat bermanfaat. Hal lain yang juga tak kalah penting adalah jangan mementingkan diri sendiri. Bantu orang lain dalam mengurangi kecemasan, depresi, dan stres. Kabarkan ke semua kontak Anda tentang status kesehatan Anda, dan tanyakan hal-hal justru bisa menimbulkan rasa tenang dalam situasi isolasi seperti ini. Tetaplah Tenang, Tetaplah Berpikir Positif.

Bagaimana agar tetap produktif dan bisa memisahkan waktu antara pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah? (1) Buat prioritas dari banyaknya tugas (WFH/PJJ) yang harus diselesaikan. Kerjakan satu persatu sesuai urutan prioritas. (2) Buat target dan jadwal harian agar aktivitas tetap terarah dan tidak membosankan. (3) Jika diperlukan, lakukan diskusi dengan anggota keluarga mengenai hal-hal yang akan dilakukan di rumah, baik secara bersama-sama maupun tugas individual masing-masing anggota keluarga. Misalnya ada waktu tertentu dimana orang tua harus menyelesaikan pekerjaan kantor. Pisahkan pula waktu dimana anak (misalnya) harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kemudian atur waktu untuk bisa melakukan aktivitas bersama-sama.

Jadi, sementara kita mempraktekkan langkah-langkah di atas dan meyakini bahwa kondisi ini hanya bersifat sementara, mari kita juga meyakini bahwa satu-satunya orang yang dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Mari kita sadari bahwa cara kita bertindak dan bereaksi akan mengakibatkan efek domino yang positif maupun negatif. Dalam menjalani masa yang penuh tekanan ini, mari kita lakukan kebaikan, tunjukkan empati dan kasih sayang. Bertindaklah dengan bijak dan bersama kita lakukan hal-hal yang bisa menimbulkan efek domino yang positif ke segala arah. (Puri-Biro OK)