Loading...

Reformasi Birokrasi

Kementerian Pertanian, RI

img

Kepala Biro KLN Sambut Produk Baru Cau Chocolate Untuk Tingkatkan Ekspor

BALI – Kementerian Pertanian saat ini terus memaksimalkan berbagai upaya untuk mengurangi hambatan perdagangan, baik tarif maupun non-tarif dalam rangka meningkatkan ekspor produk pertanian nasional ke mancanegara. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri (KLN), Dr. Ade Candradijaya dihadapan para petani kakao dan stakeholders produk kakao lainnya dalam acara Launching Products and the 3rd Anniversary PT. Cau Chocolate, di Denpasar, Bali (14/12/2019).

Lebih lanjut dalam sambutannya, Kepala Biro KLN mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh PT Cau Chocolate sejauh ini telah berhasil menerapkan program kemitraan bersama para petani kakao di wilayah Tabanan dan Jembrana, Bali, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah komoditi kakao dan menembus pasar internasional dengan kualitas dan harga yang bersaing. Ke depan, model kemitraan yang dikembangkan PT Cau Chocolate bersama para petani kakao diharapkan mampu diikuti oleh perusahaan lain  dan pada komoditi lainnya, sehingga mampu mendorong ekspor nasional secara signifikan dan berkelanjutan. Khusus untuk produk coklat, jelas Ade, Indonesia telah memiliki keunggulan komparatif sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia, sementara produk coklat sendiri daya terimanya di pasar internasional masih sangat besar dan selalu terbuka lebar. “Anything is good when it’s made of chocolate”, pungkas Ade menggarisbawahi potensi usaha pengolahan coklat.

Sementara itu pendiri Cau Chocolate, I Wayan Alit Artha Wiguna, mengapresiasi keterlibatan Biro KLN sebagai lembaga pemerintah pertama yang telah mengangkat dan memfasilitasi pengembangan Cau Chocolate hingga mampu menembus pasar internasional, terutama melalui fasilitasi program Asian Productivity Organization (APO) sejak tahun 2015. I Wayan Alit mengungkapkan harapannya agar Biro KLN terus mendorong dan memfasilitasi UKM agro-industri nasional untuk mendapat kemudahan dalam akses pasar internasional, sekaligus pengembangan kapasitas bertaraf internasional .

Sebelumnya, Kepala Biro KLN bersama rombongan mengunjungi Desa Sibetan Kabupaten Karangasem Bali guna melihat secara langsung potensi agrowisata dan keunggulan produksi buah Salak di wilayah tersebut. Desa Sibetan sendiri saat ini sedang diajukan sebagai salah satu Kawasan Globally Important Agricultural Heritage System (GIAHS) – FAO. GIAHS merupakan lanskap estetis yang menggabungkan keanekaragaman hayati pertanian, ekosistem unik, dan warisan budaya yang berharga.  Secara berkelanjutan menyediakan berbagai barang dan jasa, keamanan pangan dan mata pencaharian bagi jutaan petani skala kecil.(RDS/Biro KLN)